Songgon salah satu Destinasi Agrowisata Banyuwangi
Banyuwangi adalah salah satu daerah di Ujung Timur pulau Jawa yang memiliki berbagai potensi wisata dan destinasi wisata, khususnya di bidang Agrowisata berbasis kultur budaya masyarakat. Di Banyuwangi ketika berkunjung ke salah satu wilayah kita akan menjumpai seni dan budaya adat yang begitu kental hingga sekarang. Masyarakat asli Banyuwangi begitu menghargai atas warisan adat dan budaya leluhur, meskipun di tengah perkembangan jaman modern yang dapat menghilangkan warisan tersebut. Masyarakat adat banyuwangi begitu percaya dan yakin bahwa pesan yang telah di titipkan secara turun temurun tersebut mampu menyeimbangkan antara kehidupan sosial dan teknologi yang semakin berkembang saat ini.
|
Destinasi Agrowisata Banyuwangi |
|
Kebun Kopi Rakyat |
Dikala perkembangan jaman yang begitu megah dan canggih saat ini, hanya seni dan kultur budayalah yang mampu sebagai kontrol kehidupan. Dengan selalu menjaga dan menghargai warisan lelulur, masyarakat Banyuwangi yakin dan percaya keberkahan kehidupan akan menyertainya. Dahulu masyarakat luar daerah hanya melihat Banyuwangi dari sisi negatif yang begitu besar dan mendominasi opini adat budaya tersebut, tetapi sekarang Dunia mengakui bahwa Banyuwangi mempunyai potensi daerah dan kearifan lokal yang begitu bijaksana. Di satu sisi Banyuwangi di berkahi akan alam yang begitu "Gemah ripah loh jinawi" (pepatah jawa), mulai dari sisi Sumber Daya Alam di sekitar pantai maupun di sekitar Pegunungan.
|
Pohon Durian Songgon |
Masyarakat asli Banyuwangi yang bertempat tinggal di sekitar pegunungan sebagian besar berprofesi sebagai petani sawah dan petani kebun. Dengan bentang alam yang subur dan luas, masyarakat di sekitar pegunungan memanfaatkan areal sesuai dengan kondisi geografis dan topografinya. Salah satu daerah yang terdapat di sekitar lereng Gunung Raung adalah Kecamatan Songgon. Di Songgon kita juga bisa menjumpai Suku Osing yang merupakan masyarakat adat banyuwangi. Berdasarkan letak geografis dan topografinya, Songgon hampir sebagian besar wilayahnya adalah lahan Kebun masyarakat, tanaman yang banyak tumbuh mulai dari Kopi, Cengkeh, dan berbagai Tanaman Buah-buahan. Pola tanaman di Songgon adalah sistim Tumpang Sari, jadi pemerataan tanaman terdiri dari campuran Kebun Kopi dan Buah-buahan. Komoditi utama sebagai salah satu penopang masyarakat Suku Osing yang bertempat tinggal di areal kebun adalah Kopi, Manggis dan Durian. Banyak pebisnis kopi dan pedagang buah-buahan melihat peluang usaha yang besar di Kecamatan Songgon, sehingga ini menjadi prioritas masyarakat untuk selalu menjaga dan mempertahankan sistem pertaniannya. Untuk wilayah yang sebagian besar terdapat tanaman Durian Lokal adalah di Desa Songgon, di sini banyak sekali jenis Durian Lokal yang merupakan tanaman endemik Kabupaten Banyuwangi. Durian lokal yang tumbuh di Desa Songgon ada berbagai jenis, mulai Durian Kuning, Durian Orange, Durian Merah dan juga ada Durian yang berwarna agak gelap.
Tanaman Durian yang tumbuh di Songgon mempunyai nilai lebih dalam segi rasa, warna dan ketebalan daging buah. Suku Osing tetap mempertahankan warisan budaya leluhur dengan sistim panen buah hingga masak di pohon durian. Inilah yang membedakan buah Durian Songgon dibandingkan Durian Lokal lainnya tetap unggul dan bernilai tinggi. Masyarakat Suku Osing ketika musim buah tiba bersama-sama menjaga dengan menginap di Kebun Durian masing-masing untuk menanti Buah Durian masak yang jatuh dari Pohon Induknya. Selain banyaknya Tanaman Durian yang produktif juga nilai kelestarian dan adat budaya inilah yang menjadi perhatian Pemerintah untuk menjadikan salah satu Destinasi Wisata "Kampung Durian Songgon". Bahkan ada beberapa tourist menyatakan, Belum Lengkap di Banyuwangi kalau Belum datang ke Songgon. Kesejukan lokasi dan Keaslian kebun masyarakat pula yang menjadikan Kampung Durian Songgon tidak seperti Kebun Durian di tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar